03 Oktober 2016

Anak dengan Disleksia dan Autisme Tetap Bisa Sukses

KOMPAS.com – Siswa berkebutuhan khusus, misalnya anak dengan autisme dan disleksia, masih belum mendapat layanan pendidikan memadai. Dikutip dari kemendikbud.go.id pada 2015, dari 1,6 juta anak berkebutuhan khusus baru 164.000 (10-11%) yang mendapat pelayanan pendidikan sehingga mereka kesulitan memilih sekolah dengan porsi pendidikan yang tepat.

Kesalahan orang tua, ketika tahu anaknya didiagnosis disleksia atau autisme, langsung mendaftarkannya ke sekolah internasional. Padahal, anak dengan kondisi tersebut sebaiknya jangan diajarkan bahasa asing dulu,” ujar Sumarsono, CEO & Founder Elite Tutors Indonesia, Rabu (7/9/2016).

Menurutnya, siswa sebaiknya belajar di sekolah berbahasa tunggal dulu. Bahasa ibu pun sebaiknya dilatih secara konsisten ketika di rumah, di sekolah, maupun di lingkungan bermain agar anak mudah menerima pengetahuan nantinya.

Alternatif pendidikan lain adalah sekolah inklusi dimana siswa berkebutuhan khusus belajar bersama siswa lain agar dapat mencontoh langsung dan termotivasi mengoptimalkan potensi mereka.

Meskipun demikian, dilansir Kompas.com, (15/4/2012), sekolah inklusi belum cukup memenuhi persyaratan dari segi pengajar. Hal ini dapat diimbangi dengan pelatihan metode penanganan siswa dengan autisme dan disleksia untuk para guru.

Poin utama adalah tidak memaksakan sekolah formal jika anak dianggap belum siap. Pastikan mereka tidak memiliki masalah kemampuan kognitif, tingkah laku, dan mampu mengikuti tuntutan sekolah.

Menurut ahli psikologi perkembangan anak, Adriana S Ginanjar, orang tua pun harus jeli akan penerimaan siswa di sekolah formal. Pasalnya, tak jarang mereka mengalami penindasan oleh teman-temannya karena dianggap berbeda.

Ia menambahkan, jumlah siswa di sekolah inklusi masih terlalu banyak sehingga pengajaran tidak terfokus. Idealnya, satu kelas hanya boleh berisi 20 murid, kenyataannya terdapat 40 murid.

 

Pembelajaran Privat

Orang tua tak jarang memilih lembaga pendidikan privat atau home schooling agar kebutuhan akademis anak-anaknya dapat terpenuhi.

“Namun home schooling cenderung membatasi anak untuk bergaul. Anak sebaiknya tetap didorong bersosialisasi sambil dibekali kemampuan adaptasi,” kata Sumarsono. Artinya, anak lebih baik tetap belajar di sekolah bersama siswa seusianya.

Orang tua dapat memilih les dengan program khusus anak dengan autisme dan disleksia ringan seperti di Elite Tutors Indonesia. Hal ini ditujukan agar program pembelajaran disesuaikan dengan kemampuan serta menghindari stres pada anak.

Pada bimbingan eksklusif, biasanya merujuk siswa ke klinik spesialis autisme atau disleksia untuk mendapat rekomendasi klinis terkait kemampuan anak secara akademis. Setelah itu, tim pendidik akan membuat program sesuai kebutuhan anak.

Jangka waktu program disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Contohnya, bimbingan dilakukan sampai murid dapat membaca dengan stabil, lalu perlahan mulai dilepas. Selain itu, jumlah siswa juga diperhatikan.

“Kami menerima siswa dalam jumlah terbatas, sekitar lima orang per tahun, dan setiap siswa ditangani secara personal, bukan dalam bentuk kelas, agar pengajar lebih fokus membimbing setiap peserta didik,” ujarnya.

Pengajar pun dipilih berdasarkan pengalaman dan jam terbang agar peserta didik dapat menempuh pendidikan sesuai kebutuhan dan mengembangkan bakatnya serta diharapkan mampu meraih sukses sama seperti anak lainnya melalui penanganan yang tepat.

MediaTerbaru

Memilih Baju Pendidikan Anak

JAKARTA- Mei tahun lalu, Panitia Pusat Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2016...

 

Super Tutor Membantu Para Siswa Meraih Target Pendidikan Tinggi

The Jakarta Post - Sudah menjadi rahasia umum jika diterima di universitas negeri Indonesia seperti...

 

Bimbel Umum Saja Tak Cukup untuk Rebut Kursi PTN Favorit

Jakarta, CNN Indonesia -- Pertengahan tahun nanti, para pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) di Indon...

 

Bimbel Privat Khusus, Bagi yang Punya Target Khusus PTN

JAKARTA. Hingga saat ini, Perguruan Tinggi Negeri (PTN) masih menjadi favorit siswa sekolah menengah...

 

Jaga Gairah Guru kalau Mau Pendidikan Maju!

KOMPAS.com- “Guru tidak hanya bertanggung jawab atas penyampaian materi tetapi juga berperan s...

 

Tak Ada Siswa yang Bodoh, Cek Lagi Cara Ajarnya!

KOMPAS.com Studi International Association for the Evaluation of Educational Achievement (IEA) di As...